Cerita Dewasa Termewah Membandingkan Kenikmatan

 

Cerita Dewasa Termewah  Membandingkan Kenikmatan – | Sudah 10 Tahun aku menjalin hubungan dengan Ninik, wanita yang mengisi hari-hariku. P ertemuan kami bermula dari rekan kerja sampai hubungan yang lebih intim. Waktu itu posisi dia sebagai atasanku. Usia Ninik lebih tua 4 tahun dariku. Ninik mempunyai body yang teramat sexy, pantat menonjol dada 36B membuat orang yang melihat tergiur untuk membelainya. Tubuhnya juga putih mulus. Sedangkan aku baru berumur 37 tahun, mempunyai tinggi 170 dan berat badan 60.

Novel Seks – Ninik adalah orang kepercayaan dari pemilik usaha hiburan dikota bandung juga tentunya sebagai wanita simpanannya. Pertemuan Ninik dengan Bosnya kadang cuma sebulan sekali. Ninik lebih sering ketemu sama aku. Kebutuhan sex Ninik kurang terpenuhi. Jadi aku dan Ninik sering melakukan hubungan selayaknya suami istri. Saat aku dan Ninik sedang dipenuhi dengan nafsu, kita memeilih cari hotel untuk bisa melepaskan hasrat sex kita.
Cinta kita semakin lama semakin sulit dipisahkan. Sampai pada akhirnya bosnya Ninik mengetahui tentangan hubungan kami. Dia sangat marah besar sama Ninik karena merasa dikhianati. Lalu si Bospun memberi pilihan pada Ninik, dia mau milih Bosnya atau milih aku. Tapi Ninik lebih memilih aku. Meskipun hubungan kami juga tidak bakal direstui oleh orang tua kita masing-masing karena perbedaan agama.

Cerita sex selingkuh, Ninik punya niat mengajak aku untuk kawin lari tapi aku tak mau, aku ingin punya status perkawinan yang direstui. Kuputuskan untuk mencari wanita selain Ninik yang akan kunikahi. Hatinya hancur, kecewa dan marah. Tapi setelah aku menjelaskanya kalau pernikahan tak direstui itu beresiko maka dengan berat hati Ninik merelakan aku menikah dengan orang lain.

Keperjakaanku kulepas ditangan Ninik sedangkan aku tak mendapatkan keperawanan Ninik. Akhirnya aku menikah dengan Mara gadis belia yang baru berumur 21 tahun. Baru saat itu aku dapat merasakan merenggut keperawanan seorang gadis.

Permainan ranjangku waktu sama Ninik biasa-biasa saja tidak ada yang istimewa tapi segala posisi telah kami peragakan. Kini malam pertamaku bersama Mara sebagai seorang suami aku berkewajiban untuk melakukan hal yang selayaknya dilakukan sepasang suami istri. Di kamar pengantin ini aku merasa gugup aku takut kalau aku tak bisa memuaskan wanita yang umurnya jauh lebih muda dariku.

, Pertama aku mulai melumat bibirnya yang tebal dengan penuh nafsu, sambil tanganku membelai lembut rambutnya. Kemudian ciumanku turun ke lehernya dan tanganku meraba pahanya. Lalu kubuka baju bagian atasnya dan dengan leluasa tangan kiriku mengelus toketnya. Mara mulai terhanyut. Aku mulai menciumi toketnya. Dengan mata terpejam, Mara mendesah pelan. Aku pun ikut mendesah dan berbisik

“Mara… kamu cantik sangat sekali..” Kemudian kurebahkan tubuhnya.

Toket Mara terlihat sangat besar berukuran 36B. Bulat dan padat berisi. Perlahan aku mulai mengulum toket perawan tersebut secara bergantian. Kujilati putingnya yang merah serta ku hisap lembut. Mara mterus saja mendesah. Tangannya berpegangan pada sprei. Sementara tubuhnya terus menggelinjang menahan nikmat.

“Aaahhhhh..sshhshs..ooohhhh..” Desahannya membuatku makin bernafsu untuk terus mengulum toketnya.

Tangan kiriku menelusup ke selakangannya. Kugesek memeknya di luar CDnya.

“Ooohh..Mas..” Tubuh Mara sudah dipenuhi dengan nafsu.

Kuhentikan sejenak mulutku yang tadinya bermain-main di toket dan putingnya. Kembali aku mengulum bibirnya sementara tangan kiriku tetap menggesek-gesek memeknya dari luar CDnya. Ciuman kamipun menjadi lebih ganas. Akupun segara melepas CDnya.

Akupun sudah tak tahan lalu kulepas seluruh pakaianku. Kontolkupun sudah tegang dari tadi. Mara yang melihatnya hanya terdiam. Lalu aku langsung mengarahkan kontolku yang berukuran 14 cm itu ke lubang memeknya. Kukangkangkan kakinya, kepela kontolku mulai menusuk memek Mara. MAra mereingis menahan sakit.

“Auuu…sakit Mass” rintihnya.

Aku cium bibirnya dengan lembut agar mengurangi rasa sakitnya. Ku lanjutkan lagi untuk menyodok memeknya. Dengan perlahan kontolku masuk seluruhnya ke dalam memeknya. Kurasakan memeknya berdenyut berdenyut. Sambil terus kuciumi bibirnya, aku mencoba ntuk menggoyangkan bokongku dengan perlahan agar Mara tak merasakan sakit. Rupanya Mara mulai menikmatinya. Maka aku mempercepat goyangan. Terasa nikmat sekali mengoyang memek yang baru aja pecah perawan. Tapi sekitar 10 menit memeknya mulai mengeluarkan banyak cairan, memeknya jadi agak longgar. Mara terlihat terengah-engah, dia memejamkan matanya dan bibirnya mendesah

“Ooohhh.. enaaakkkk Mass…. aahhh……!!!”
“Maass…aku tak tahan lagi…mau….” teriak Mara.

Aku mempercepat goyanganku. Diapun menggelinjang.

“Aaaahhh….Maaassss…”

Goyanganku makin tambah cepat lagi dan kamipun orgasme bersama keluar bersama

“Crooot…crot..crot” Air maniku keluar ke dalam memek Mara semua.

Dua minggu sudah aku menikah dengan Mara, selama itu pula kami siang ataupun malam selalu bercinta. Tapi aku merasakan adanya kurang puas dalam bercinta. Nafsu seks Mara tergolong besar, yang membuat aku kurang puas yaitu memeknya terlalu becek sehingga cengkramannya menjadi kurang, dia juga hanya memikirkan kenikmatannya sendiri.

Sering aku merasakan kurang puas, bila aku belum keluar Mara sudah keluar bahkan sudah 3 kali, dia hanya diam tidak ada aksi yang menggairahkan, bahkan dia sering mengeluh saat aku ingin mencapai klimaks, sakit kena kumis lah, atau jangan genjot sana atau sini karena merasakan sakit. Mungkin karena sudah keluar

jadinya tak bernafsu lagi dan memeknya jadi mengering sehingga merasakan sakit. Akupun bisa berkonsentrasi lagi akhirnya kontolku layu sendiri tanpa ejakulasi.

Kejadian seperti itu selalu terulang. Pernah permainan kami hampir sampai 2 jam dan aku belum orgasme juga. Walau demikian aku selalu berpura-pura seolah-olah aku mendapat kenikmatan dalam bercinta. Karena bagaimanapun Mara adalah istriku dan merupakan tanggunggjawabku sebagai seorang suami dalam melayani kehidupan seks terhadap istri.

Masih tebayang dalam pikiranku perasaan bersalah pada Ninik. Walapun Ninik sudah ikhlas melepasku. Aku dan Ninik diam-diam mencari waktu untuk ketemuan di sebuah hotel di daerah Purwakarta. Disela-sela obrolan kami Ninik masih menyindir tentang pengkhianatanku dulu.

“Pacaranya sama siapa, kawinnya sama siapa?” kata sindiran yang keluar dari mulut Ninik.

Di kamar sebuah hotel pada waktu siang hari, kami asyik ngobrol mengenang masa lalu dan saling mengungkapkan rasa rindu karena lama tak bertemu. Kutatap wajahnya Ninik tanpa berkedip hingga Ninik jadi salah tingkah.

“Kog liatnya gitu…kenapa?” serunya.

Aku hanya tersenyum dan merangkul pundaknya.

“Ternyata sayangku masih sexy seperti dulu” timpalku sambil meringis.

Lalu Ninik mendekatkan wajahnya ke wajahku. Langsung saja aku melumat bibirnya yang lembut. Lidahku berputar menjelajahi rongga mulutnya.

“Mmhh.. sslleepp.. mm.. aahh” Ninik menikmati permainan lidahku.

Tanganku mulai bekerja menggerayangi seluruh badan Ninik. Dia lalu mendorongku ke ranjang tanpa melepaskan ciumanku. Aku mengikuti saja. Tubuh montoknya menindih tubuhku. Kontolku menjadi tegang. Ku rentangkan kedua kakiku, Perlahan tanganku mengusapi punggung dan bokongnya.

“Aaahh.. Nik” desahku.

Kedua tangannya membelai lembut kepalaku dan dia langsung melepaskan kemejaku. Kini aku telah bertelanjang dada. Ninik memeluk erat tubuhku sehingga dadaku dapat merasakan kekenyalan toket Ninik.

Aku tak hanya diam, lidahku turun ke leher dan tengkuk Ninik. Dan juga bagian belakang telinganya.

“Ohhh…sayang…” desah Ninik sambil tubuhnya menggelinjang menikmati permainan lidahku.

Lidahku terus menjalar sampai ke bahu, dan akhirnya aku menurunkan baju yang dipakai Ninik.

Kuremas kedua toketnya yang montok. Ninik mendesah menikmati remasanku. Kedua tangan Ninik kembali merengkuh kepalaku untuk mengajak berciuman lagi. Aku merasakan kehangatan bibirnya. Nikmat sekali. Lalu lidahku berpindah ke toketnya, jilati putingnya.

“Sshhtt.. ooohh.. sayang.. .. aahhh” desah ninik. Lidahku terus menjiati, menghisap puting dan toketnya.
“Ooohhh… ” tiba-tiba Ninik bangkit dan menarik tubuhku lalu memeluk tubuhku dengan erat.

Toketnya yang kenyal menempel di dadaku. Ninik tersenyum dan kedua tangannya yang lembut membelaiku.

“Saayaang..Udah keluar ya … ” godanya.

Kemudian Ninik mendorong tubuhku hingga jatuh lagi. Ninik tersenyum melihat kontolku yang sudah tegang. Dielusnya kepala kontolku. Aku merasak geli enak. Ninik kemudian menjilat dan mengemut kontolku sampai ke pangkalnya. photomemek.com Dia juga menyedot dan mengocok menggunakan mulutnya. Ahh.. nikmat sekali. Kulihat kepala Ninik naik-turun. Nafsuku mulai keluar semua. Tak tahan kedua tanganku pun meremas rambut Ninik.

Nafsuku yang sduadah memuncak mencoba mengangkat tubuh Ninik untuk berada di atas tubuhku. Ninik terlihat senang melihat nafsuku yang terbakar. Kemudian Ninik duduk di atas pahaku, kedua tangannya merangkul leherku. Dan aku memeluk pinggang.

“Masukin sekarang ya yank….?” pintanya. Aku biarkan Ninik merengek meminta untuk memeknya dimasukin kontolku.

Aku memutar tubuh hingga Ninik berada di bawahku. Kudekatkan wajahku ke arah memeknya. Aroma kewanitaannya langsung tercium. Dengan lembut kujilati sekeliling memeknya

“Aahh.. sayang.. ohhh.. aahh” Ninik menggelinjang menahan nikmat.

Lidahku menjelajahi memek Ninik yang belum pernah aku lakukan pada Mara istriku. Kubuka Lubang memeknya menggunakan jariku agar lidahku bisa bermain didalamya. Tubuh Ninik terus menggelinjang. Nafasnya tidak teratur. Desahan menahan nafsu terus terdengar.

“Sayang….aahhh…” desahan Ninik.

Bersamaan dengan itu keluar cairan kewanitaan dari memeknya. Kuhirup aroma cairan itu sambil kusedot dinding memek Ninik. Tubuh Ninik sampai terangkat.

“Ayu sayang masukan sekarang…” pintanya. Akupun tersenyum ku arahkan kontolku ke memek Ninik. Pelan-pelan kumasukkan.. “sleeep.. aahh..” Kontolku langsung amblas dalam memek Ninik. Dia merintih sejenak. Kemudian ku goyangkan bokongku untuk memberi kenikmatan memek Ninik.

“Aaahh.. oohh.. sshhhh.. aahh” Kontolku serasa dikulum oleh memek Ninik.

Tak lama ku merasa memek Ninik berdenyut kencang. Kemudian kumerasa ada cairan yang menyirami kontolku dari dalam memek Ninik. Rupanya Ninik orgasme lagi.

Kemudian kami berganti posisi. Ninik nungging di sofa sambil berpegang pada sandaran dan aku berdiri lalu kutembus memek Ninik dengan kotolku dari belakang. Tanganku memegangi pinggul Ninik yang bokongnya ikut bergoyangan. Ku berikan sedikit sensasi pada Ninik kupukul pelan bokong Ninik yang halus dan mulus. Tak lama kamipun merubah posisi lagi, kali ini sambil duduk, Ninik duduk di atas tubuhku. Ninik sangat ahli dalam segala gaya. Aku memeluk tubuh montok Ninik. Lidahku pun segera menjilati kenyalnya puting toket Ninik. Ninik berkali-kali menjerit di tengah desahan nikmat.

“Aaah Ninik.. aku pengen keluar nih” desahku.
“Iya sayang…aku juga mau keluar lagi… ” balas Ninik.

Kupeluk pinggang Ninik yang sedang bergoyang. Aahhh gairahku semakin memuncak, dan juga dinding memek Ninik mulai berdenyut.
“Sayaaaang barengan yaaa….” Teriak Ninik. Aku mengangguk dan terus menggenjot, Ninikpun semakin mempercepat goyangannya. “aahh.. oohh…. Croott.. Croott.. Croott..”

Dengan tubuh lelah dan lemas kami berpelukan.

KOntolku masih tertancap dalam memek Ninik.

“Makasih sayang, aku udah menahan berbulan-bulan nggak merasakan kenikmatan seperti ini” desah Ninik lalu mengecupku.

“Makasih juga sayang…sudah memberikanku kenikmatan juga kepuasan, memekmu lebih hebat dari memek istriku…aku puas sekali… hehehe” jawabku.

Setelah istirahat, sejam kemudian kamipun berkemas untuk pulang ke kota masing-masing. Karena aku harus pulang kembali pada istriku. Diperjalanan, lewat telepon kami membahas kenikmatan yang telah kami gapai berdua. Sejak pertemuan terakhir itu hingga kini, Aku dan Ninik sulit untuk ketemuan lagi karena kesibukan kami masing-masing. Terutama aktivitas Ninik yang sangat sibuk.

Walaupun Ninik sudah tak perawan ketika aku pacari, tapi dia yang bisa memuaskanku dibanding Mara istriku walaupun kudapatkan dia masih perawan tapi aku tak mendapatkan kepuasan. Mungkin dia selalu merawat dan tahu bagaimana cara memuaskan lelaki. Gaya bercintaku dengan istriku masih gaya konvensional dia belum bisa diajak untuk berganti-ganti posisi ketika bercinta sehingga sulit untuk menggapai nikmat. Seandainya Ninik satu kota dengan aku mungkin kami akan selalu ketemuan dan bercinta setiap istirahat jam kantor. Namun itu rasanya tak mungkin dan aku hanya bisa merindukan kepuasan seks yang diberikan oleh Ninik. – ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Related posts