Cerita Panas dengan Asih, Alumni Perguruan Tinggi

Cerita Panas dengan Asih, Alumni Perguruan Tinggi

Aku Berasal dari kawasan Indonesia Barat. Usia 24 tahun. Dari tahun 1999 aku pindah ke Semarang untuk melanjutkan studi di sebuah perguruan tinggi. Dari daerahku yang terpencil di Sumatera aku berpindah ke kota.

Kawan-kawan mahasiswi ku sangat banyak, berasal dari berbagai daerah. Aku berobsesi untuk menikmati kawanku itu. Siapa sangka obsesiku itu bisa terpenuhi.

Hari Minggu, sekitar pukul 9 pagi, aku masih tiduran di kamar ketika teleponku berbunyi. Dengan malas kuangkat.

“Haloo. Ikhsan di sini,”kataku.
“Hi, San!”, suara perempuan. “Ini Asih. Gimana kabarmu?”
Mataku terbuka lebar bersemangat. Terbayangku wajah wanita Jawa tersebut. Asih merupakan Alumni kenalanku di perguruan tinggi.
“Hi juga,” jawabku dengan semangat. “Kabarku baik, ada apa nih?”
“Sore ini ke Kohrong yuk?” ajaknya.
Hatiku gembira. Tentu saja tidak kutolak.
“Nanti ku jemput di sekitar jalan datuk, seperti biasa. Suamiku lagi ke Bekasi mengurus kerjaannya. Pulang seminggu lagi. Kita bisa santai-santai deh.”

Aku tertawa dalam hati. Teringatku ranjang di villa keluarganya di daerah sana. Mana mungkin kutolak.
Sejak diperkenalkan oleh temanku, sudah berulang kali Asih merasakan kejantananku. Kali ini kesempatan datang lagi. Terbayang olehku pergumulan yang akan terjadi. Agak kupuaskan diriku dengan tubuhnya yang montok itu. Asih memang sudah menikah, namun tubuh sintal dan rambut lurusnya selalu menggoda. Buah dadanya menantang runcing. Perutnya rata mulus dengan pinggang yang langsing.

Paha kaki dan betisnya sangat menggaraihkan. Paling jelas yaitu bulu kemaluannya yang berwarna hitam kemerahan. Sudah sering kugenjot hingga ia merintih. Aku tersenyum kecil mengingat kenikmatan dengannya.

Kurang 10 menit pukul 5 sore aku menunggu di tempat yang dijanjikan. Sebuah mobil yang kukenal mendekat. Pintu terbuka dan aku pun masuk. Ia tersenyum dengan bibir yang merekah, memandangku tanpa berbicara. Kututup pintu dan kulumat bibirnya.

“Ayo berangkat”, kataku melepas ciuman.
Ia mengangguk dan tancap gas. Selama diperjalanan, tanganku liar menyentuh lekuk tubuhnya. Ia tidak menolak. Di tempat yang sepi kuminta ia menghentikan mobilnya. Tanganku mencopoti bajunya. Dadanya terbuka. Terlihat branya berwarna cream. Langsung kuterkam gunung kembar itu. Ia mengerang kecil. Tanganku membuka rok pendeknya. CD nya menutupi kemaluannya. Kusentuh dia diatas jok mobil. Ia mengerang hebat dan mencari resleting celanaku. Jarinya menyelinap kebalik CD-ku dan meremas batang kemaluanku. Ia mulai terangsang.

“Berangkat lagi yuk,” kataku.
“Lanjut dong”, katanya dengan manja.
“Nanti di villa saja.”

Ia tersenyum sambil menyetir.

Sesampainya di sana kami turun dari mobil. Dengan berangkulan kami memasuki villa dan melangkah ke kamar tidur. Kupeloroti seluruh kain di tubuhnya sampai ia telanjang bulat. Langsung kuterkam tubuhnya yang montok. Kami jatuh ke atas ranjang dengan nafas berkejar-kejaran.

Kukulum bibirnya. Lidah kami saling bermain, dengan kedua tanganku meremas payudaranya. Kuciumi sekitar pipi, dagu, dan lehernya. Tangannya yang lembut mengelus dan meremas kemaluanku. Aku merasakan nikmat. Mulutku beralih ke payudaranya. Nafasnya kian memburu.

Tubuhnya menngelinjang tak karuan. Mulutku bergerak ke kemaluannya yang mulai meneteskan cairan. Pahanya melebar. Kuisap pangkal pahanya dan sesekali menghirup bulu lebat di kemaluannya. Lidahku menjulur masuk. Kuisap klitorisnya.

Kurebahkan dia ke atas kasur dan kutindih Asih. Kemaluanku langsung mencari sasaran. Dalam usaha yang kedua kali, kemaluanku tembus ke lubang kenikmatan yang belendir. “ACCCHH..”, jerit kecilnya.

Pantatku naik turun dengan irama. Dia menjerit tanpa arah. Mulutku sibuk melumat buah dadanya. Tubuhnya mengejang, mencapai orgasme. Pahanya ketat membelit pinggangku.

Setelah beberapa menit diam mereguk kenikmatan, kutarik tubuhnya dari ranjang. dalam posisi berdiri kubuka pahanya. dengan pantat melengkung kebelakang meluncurlah batang kemaluanku membelah lubangnya.

“ACCCHH..”, desahnya.

Kangkangan lebarnya mebuatku leluasa mengenjot. Matanya terpejam. Kukencangkan perutku. Terus kugerakkan maju mundur pantatku sampai terdengar kecipak lendirnya. Dengan sisa tenaga, kuhentakkan dengan keras kemaluanku. Pantatnya berguncang hebat. Kurasakan gelombang kenikmatan merayapi kami.

“Makasih, jantanku”, katanya.
“Aku puas banget,” sahutku.

Kami bergerak ke kamar mandi. Saling membersihkan diri dengan elusan dan remasan.

Tanpa berpakaian kami menuju meja makan. Sambil makan kupandangi tubuh moleknya. Indah sekali.

Selesai makan kuikuti dia dari belakang, menikmati goyangan pinggulnya. Pantatnya bulat menawan.

“Nonton video yuk,” katanya. Kami duduk disofa. Adegan hot dimulai. Lehernya yang jenjang disandarkan dipahaku, menyentuh si Joni.

“San, aku pengen lagi,” katanya.
langsung dilahapnya kemaluanku. Tanganku bergerak ke dadanya meremas-remas. Kemudian dikangkangi pahaku. Kemaluanku dituntunnya ke lubangnya. Bless. Masuk dengan mudah.
Pantatnya naik turun seirama. Buah dadanya berguncang didepan mataku. Sensasi luar biasa kurasakan.

Matanya melebar dan menjerit dileherku. Ia mencapai orgasme kesekian kalinya.

Kubelakangi dia untuk melakukan doggy style seperti di TV. Awalnya sulit mencari kemaluannya karena pantatnya yang besar. Tidak putus asa kuterobos masuk melalui semak belukarnya. Kepalanya mendongak seketika. Pantatku maju mundur menyodok dari belakang. Pantatnya bergetar hebat.

“AA UUUU IIIGG …. ,” erangnya.

Tak kupedulikan erangannya. Kurasakan laharku akan meledak. Mulutku kupendam di lehernya. Tubuhnya menahan rasa nikmat yang amat sangat. “Crot .. Crott .. Croott,” pejuku menembak dengan deras di lubang kemaluannya.

Tubuh kami kewalahan. Kami berpelukan sampai pagi.
Kami habiskan hari berikutnya dengan percintaan di sekeliling villa. Di dapur, di sofa, Di kamar mandi, dan sebagainya. Hari itu menjadi hari indah bagi kami.,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Related posts