Kisah Nyata Lubang Kenikmatan Memek Mbak Risma Ngentot Memek Pink

 

Cerita Sex – setelah sebelumnya ada kisah Gairah Erotis Janda Muda Nakal Penuh Nafsu, kini ada cerita Kisah Nyata Lubang Kenikmatan Memek Mbak Risma. selamat membaca dan menikmati sajian khusus bacaan terbaru cerita sex bergambar yang hot dan di jamin seru meningkatkan nafsu birahi seks ngentot.

Kisah ini terjadi beberapa tahun yang lalu. Awal mula cerita ini pada pertengahan masa-masa kuliah saya di sebuah Perguruan Tinggi ternama di Jakarta. Bukan apa, selama ini entah kenapa selalu timbul rasa penasaran dalam diri saya untuk ingin mengungkapkan semua yang pernah kualami. Secara kebetulan saya bertemu dengan seorang teman sekerja dan menyarankan untuk menceritakan kembali pengalaman pribadi saya ini. Terus terang saya baru tahu ada site semacam ini di Internet.

Saya tertarik sekali dan ingin membagi cerita pada seluruh pembaca. Tentang kenyataan yang ada dan mungkin sering terjadi disekeliling kita. Kelebihan dan kekurangan dari isi cerita ini adalah menurut yang saya alami. Terserah apapun tanggapan dari para pembaca. Dan ucapan terima kasih saya kepada situs ini bila cerita sederhana ini dimuat.

Sebutlah nama saya Jibran. Saya mengenal seks bisa dikatakan belum terlalu lama juga. Baru mulai semester 3 semasa kuliah dulu (umurku saat itu baru 20 tahun). Kali pertama keperjakaan saya terenggut oleh Mbak Risma (salah seorang karyawati xxx di kampus yang sempat menjadi kekasih saya selama dua tahun). Sejak itu sex bagi saya seolah sudah menjadi salah satu kebutuhan utama sehari-hari. Saya seolah terjebak dengan keindahan fantasi kenikmatan surgawi yang Mbak Risma berikan dan ajarkan kepada saya.

Hubungan saya dengan Mbak Risma bisa dibilang lumayan lama juga, dan malahan sampai beberapa kali membuahkan kehamilan. Meski begitu Mbak Risma selalu saja menggugurkannya. Hal ini terjadi berulang sampai 5 kali. Gila memang, tetapi entah kenapa Mbak Risma justru sangat menikmati hasil perbuatan saya selama hampir 2 tahun hubungan asmara kami itu berlangsung. Saya tidak tahu apakah itu termasuk suatu penyimpangan perilaku atau bukan. yang jelas setiap kali terjadi kehamilan dengan bangga ia memberitahukannya kepada saya dan mengatakan bahwa saya adalah pria paling hebat yang pernah dikenalnya.

Bagi saya Mbak Risma adalah segala-galanya. Meski secara fisik ia lebih tua hampir lima tahun di atasku, namun itu tidak menjadi masalah dan halangan bagi saya untuk menyayanginya sebagai layaknya seorang kekasih. Kuakui saya bukanlah pria pertama dalam kehidupan cintanya, tetapi itu bukan masalah karena saya sangat sayang dan mencintainya. Memang meski secara resmi kami belum menikah namun untuk masalah sex kami sudah melakukannya sebulan semenjak pertama kali saling berkenalan. Ngesex dengannya seakan tak pernah bosan.

Sex buatnya adalah suatu keindahan yang harus bisa dinikmati. Ibarat nasi, 2 atau 3 hari saja rutinitas intim itu tertunda pasti keesokan harinya Mbak Risma langsung uring-uringan tanpa alasan yang jelas. Kalau sudah demikian hanya ada satu obat paling manjur untuk mengatasinya. Meredamnya dengan buaian-buaian kenikmatan surgawi. Menurutnya saya adalah pria yang paling berharga dan paling menggairahkan dalam hidupnya. Saat itu sudah begitu besar keyakinan dan perasaan cinta saya terhadapnya dan kukira begitu pula sebaliknya. Dan tak pernah terlintas sekalipun di benak saya hubungan indah ini akan berakhir begitu saja.

Sampai suatu ketika, kebetulan saya ada suatu keperluan mendadak yang sangat penting dan harus ke Bandung selama hampir dua minggu. Mbak Risma melepas kepergianku dengan berat hati. Mbak Risma tak akan sanggup bila terlalu lama berpisah denganku. Saya sendiri sangat memaklumi perasaannya. Bagaimanapun selama ini tiada hari tanpa kami lewati bersama-sama. Saya ingin mengajaknya turut serta namun itu berarti ia harus bolos kerja. Aku tak menginginkan itu jika ia sampai kena teguran lagipula saat itu saya tidak meragukan kesetiaannya.

Namun kenyataannya tanpa pernah kuduga sama sekali Mbak Risma melakukan kesalahan besar dan membuat geger karena tertangkap basah sedang melakukan hubungan intim dengan salah seorang dosen senior. Hanya sehari sebelum kedatanganku pulang. Fatalnya mereka melakukannya justru disalah satu ruang kantor ketika pegawai yang lain sedang mengikuti rapat rutin mingguan. Memalukannya lagi kejadian tersebut sempat menjadi tontonan gratis beberapa orang mahasiswa yang kebetulan mengetahui kejadian mesum tersebut.

Terus terang saya sungguh kecewa, malu dan sakit hati dengan perbuatannya. Saya benar-benar tidak menyangka Mbak Risma setega itu menghianati saya dan berselingkuh dengan orang lain. Saya merasa benar-benar telah tertipu dengan perasaan saya sendiri. Padahal saya sangat sayang dan mencintai Mbak Risma sebagaimana layaknya seorang kekasih bahkan calon istri. Saya tidak pernah menghianati cinta saya kepadanya, karenanya ini benar-benar sangat menusuk perasaan. Akhirnya karena terlanjur malu mereka berdua menikah hanya kurang dari seminggu semenjak kejadian memalukan tersebut. Mbak Risma setengah mati berusaha meminta maaf kepadaku atas segala perbuatannya. Dia mengaku khilaf dan meminta pengertianku.

Meski dengan berat hati apapun alasannya saya berusaha memaafkan dan mengikhlaskan semuanya. Saya berusaha untuk tak menemuinya lagi. Hal ini terasa terlalu sangat menyakitkan. Namun anehnya, hanya dua hari menjelang pernikahannya entah kenapa aku merasa begitu cemburu dan ingin sekali bertemu denganya. Seolah tahu akan perasaan dan keinginanku, Mbak Risma ternyata memang telah menunggu kedatanganku. tidak perlu saya ceritakan detilnya, yang jelas saat itu kembali terulang kemesraan yang biasa kami lakukan sebelum kejadian tak mengenakkan tersebut. Bahkan saking rindunya saya sampai menyetubuhinya berulang-ulang kali tanpa henti selama beberapa jam. Apalagi bila melihat kemolekan dan kemulusan kulit tubuhnya yang tergeletak pasrah bugil diatas ranjang begitu mempesona penglihatanku. Membuat gairah birahiku sex ku terus bergelora seakan tak pernah padam.

Kenikmatan demi kenikmatan kami raih dan entah sudah berapa kali kami berdua saling menyemburkan cairan kenikmatan. Rintihan dan desahan kepuasan berulang kali terdengar lembut dari mulut mungilnya yang indah. Kedua bibir titpisnya selalu digigitnya gemas setiap kali kuberhasil memberinya seteguk demi seteguk anggur kenikmatan. Seakan pengantin baru hampir sepanjang siang sampai sore kami berdua menikmati indahnya surga dunia meskipun hanya sesaat itu saja. Kusadari sepenuhnya bahwa kemungkinan ini adalah terakhir kalinya kami dapat tidur bersama. Satu yang tak bisa kulupakan hingga detik ini dan sampai kapanpun juga, hasil perbuatan kami tersebut ternyata kembali membuahkan kehamilan. Hanya saja kali ini Mbak Risma sama sekali tidak menggugurkannya sebagai bukti rasa kasihnya kepadaku.

Beruntung suaminya tak pernah curiga dengan kehadiran anak laki-laki pertama mereka yang mukanya sangat mirip sekali denganku. Saat ini usianya hampir menginjak 4,5 tahun. Hampir tiga minggu kemudian setelah pernikahan mereka kami mulai jarang bertemu. Di kampus pun Mbak Risma seakan berusaha menghindar bila melihat kedatanganku. Aku berusaha mengerti atas semua sikapnya karena bagaimanapun juga ia sekarang telah menjadi milik orang lain. Aib yang ia alami dulu seolah menjadi trauma yang memalukan baginya. Hari-hari yang biasanya selalu indah ceria seakan berubah dan berbalik 180 derajat. Saya sering melamun dan dilanda rasa cemburu yang berlebihan. Ingin marah tetapi entah kepada siapa.

Pada dasarnya saya bukanlah orang pendendam, sehingga sedikitpun tidak ada keinginanku untuk membalas semua perbuatannya. Hanya saja rutinitas sex yang biasanya saya lakukan hampir setiap hari bersama Mbak Risma seakan terhenti total. Hal ini ternyata sangat mengganggu pikiran dan baru saya sadari setelah sekitar 3 minggu kebiasaan rutin tersebut terhenti. Bagaimanapun saya adalah laki-laki normal yang sebelumnya sudah terbiasa melakukan rutinitas sexual. Saya kira pembaca pasti mengerti apa yang saya maksudkan.

Itulah kenyataannya, pada mulanya saya sering merasa pusing tanpa sebab, sering sampai tidak bisa tidur dan yang paling menyiksa bila alat kelelakian saya hampir setiap saat sering tegang sendiri. Kalo sudah begitu bisa sehari semalam saya tidak bisa tidur sama sekali. Saya sendiri bukanlah pria yang senang bermasturbasi atau onani. Sejak dulu bisa dikatakan hanya sekali atau dua kali saja saya melakukannya sebelum mengenal Mbak Risma. Setelah itu paling sering justru Mbak Risma sendiri yang melakukannya bila ia sudah tak sanggup lagi melayaniku atau kalau kebetulan dia sedang kepingin melakukan oral sex.

Aku hanya tersenyum geli dan mengiyakan permintaannya yang sedikit diluar kebiasaan. Karena terus terang saya lebih senang mengeluarkan air mani saya didalam lubang memeknya. Mungkin karena saat itu saya merasa hanya Mbak Risma saja satu-satunya wanita didalam hidup ini yang paling kucintai, saya mengira hanya Mbak Risma sajalah yang memiliki (maaf) lubang memek paling nikmat di dunia. Lucu memang. Dan setiap kali bahkan sampai kapanpun saya akan selalu teringat atas segala keindahan dan pesona sexual yang dimilikinya.

Bercinta dan bersetubuh denganya membuatku benar-benar merasa sangat berharga dilahirkan sebagai seorang laki-laki. Saya merasa bangga dan bahagia bisa melihatnya merintih merasakan kenikmatan yang kuberikan dan membuatnya orgasme hingga berkali-kali. Mbak Risma sangat menyukai perlakuanku setiap kali aku memuasinya. Mungkin saja dia termasuk golongan wanita yang hiperaktif, karena apapun bentuk kenikmatan yang sedang dirasakannya ketika orgasme selalu diekspresikan seketika itu juga. Menjerit, memekik, menggeliat bahkan kadang sampai menendang-nendang. Bila sedang mencapai puncak Mbak Risma seakan seperti terkencing-kencing dan begitu hebat tubuhnya menggeliat sambil menyemprotkan cairan kemaluannya.

Terkadang saya nggak pernah habis pikir bila Mbak Risma sedang berada di puncak gejolak birahinya. Bila sedang orgasme cairan yang disemburkannya relatif sangat banyak untuk ukuran wanita seperti dia. Mungkin jauh lebih banyak dibanding semburan air mani pria manapun juga. Dan uniknya Mbak Risma sanggup melakukannya berkali-kali. Bila sedang terangsang paling tidak saya harus mengulang menyetubuhinya maksimal sebanyak 7-8 kali dalam setiap permainan. Mbak Risma selalu memuntahkan cairan orgasmenya sampai menyembur keluar dari lubang memeknya. Persis seperti air mancur kecil. Waktu itu saya tidak tahu apa setiap wanita memang begitu adanya bila sedang orgasme. Bila sudah demikian dengan sabar terpaksa saya harus mencabut keluar batang k0ntol saya dari jepitan lubang memeknya agar cairan kewanitaannya bisa tumpah keluar. Kalau tidak, rasanya seperti sedang berada di dalam kolam renang air panas.

dengan manja Mbak Risma mencium bibir saya mesra lalu segera beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan kemaluan dan selangkangannya yang basah.

“mmmphh..cupp .. kamu hebat sekali Jibran .. mmh ..sebentar sayang .. aku ke kamar mandi dulu yaa .. cupp ..”, bisiknya penuh kemesraan setelah orgasme pertamanya selesai.

Ia tertawa kecil melihat batang kemaluanku yang basah berlendir terkena semburannya. Sementara diatas sprei juga tampak mulai basah tersiram cairan orgasmenya yang luar biasa banyaknya.

“Oooh .. kamu luar biasa sekali Risma .. benar-benar bikin aku terangsang ..”, ujarku takjub.
“O yaaaa .. mmmm ..sabar sayang .. tunggu saja giliranmu ..mm ..cupp .. aku juga menginginkan semburanmu Jibran ..hh .. aku ingin sekali benih kita benar-benar menyatu sayang ..mm ..”, bisiknya genit.

2 menit kemudian ia kembali lagi keatas ranjang dan menyuruhku langsung menyetubuhinya. Demikian berulang-ulang saya selalu melakukannya sampai sebanyak empat lima kali dan begitu pula ia selalu membersihkan diri ke kamar mandi setiap kali selesai orgasme. Selebihnya biasanya Mbak Risma hanya bisa terbaring lemas kelelahan diatas kasur.

Mbak Risma memang sangat sensitif dan mudah sekali orgasme. Setiap kali alat vitalku menekan kedalam dan merangsang dinding memeknya, paling tidak selama kurang lebih 2-3 menit Mbak Risma sudah mencapai klimak dan cairan orgasmenya langsung menyemprot keluar mengguyur batang kelelakianku. Karena itu, setiap kali menyetubuhinya harus saya lakukan secara perlahan-lahan. Jangan sampai k0ntol saya menggesek lubang memeknya terlalu cepat.

Waktu sudah menjelang sore ketika ia kembali mencapai klimak, .. kucabut keluar batang kemluanku yang liat dan panjang dari dalam jepitan lubang memeknya. Mbak Risma sontak mengelinjang dan mengejang sambil mengangkat pinggulnya keatas. Aku segera bergeser sedikit ke sisi kanan tubuhnya. Dan .. Surrrrr .. untuk kelima kalinya cairan orgasmenya menyemprot keluar dari sela-sela celah memeknya membasahi selangkangannya sendiri dan sebagian sprei tempat tidur.

“Uuhh .. kamu keluar lagi Risma .. enak ya sayang ..”.
“Oooohh ..Jibran ..mmmpphhhhh..ouuwwhhhh ..oocchh ..”, pekiknya keras setengah tertahan sebelum akhirnya pinggulnya terhempas kembali keatas ranjang..

Sejenak kuusap seluruh batang kemaluanku yang basah kuyub dengan selimut, lalu dengan bernafsu kuarahkan kembali kepala k0ntolku yang semakin mengkilat ke lubang memek Mbak Risma yang mulai menutup rapat lagi.

“Oooowwwhhhh ..uuhhhhh .. Jibran ..”, rintihnya nikmat sambil memelukku lagi.

Aku kembali mengayuh naik turun menggoyang tubuhnya. Memberikannya kenikmatan. Mbak Risma hanya menatapku pasrah melihatku kembali menggumulinya seakan ingin membuat dirinya orgasme berulang-ulang kali tanpa henti.

” Su su ..sudah Jibran .. aaaa ..aku lemas sekali .. aku bisa keluar lagi ..oooogghhhhhh .. ja ..jangan .. jangan sekarang Jibran .. aaawww .. aaawww ..oooocchhhhhh .. yaahh .. “, rintihnya lemas menahan nikmat ketika hanya dalam dua menit cairan orgasmenya yang panas kembali menyembur dan seolah mendorong kepala k0ntolku keluar.

untuk kesekian kali kembali kucabut batang kemaluanku dari jepitan rapat lubang memeknya. Dan .. suurrrr.. cairan orgasme Mbak Risma langsung tumpah keluar membasahi bibir kemaluan dan selangkangannya lagi. Sebagian besar langsung meresap kedalam sprei tempat tidurnya yang semakin basah lembab berair.

“Wooww .. kamu luar biasa sekali Risma .. mmpphhh .. kamu cepat sekali keluar sayang ..”, ujarku takjub.
“Mmmm..hh ..su ..sudah Jibran .. aku lemas sekali .. aaaaahh .. ayo dong Jibran sekarang giliranmu .. beri aku semburanmu sayang ..”, rintihnya lemas.

“Mmmpphhh .. sebentar lagi sayang .. kamu menggairahkan sekali Risma .. hh ..aku ingin melihatmu orgasme sekali lagi ..”, ujarku gemas sambil kubenamkan kembali batang k0ntolku yang besar dan panjang ke dalam lubang memeknya.
“Mppphhhh.. ja ..jangan Jibran ..a..aaku lemas sekali ..aaawwhhhh ..”, rintihnya kecil ketika batang kemaluanku kembali menembus dan membelah lubang memeknya sampai menekan rahimnya.
“Oogghhhhh Risma .. uuuuhh .. enak sekali sayang ..”, erangku keenakan merasakan gesekan lembut dinding memeknya yang basah dan rapat.
” O.. oohhh ..Jibran .. a..aku bisa pingsan sayang .. mmmpphhhhh.. ja ..jangan teruskan Jibran ..ooowwhhhh .. aaaaahh .. duh gusti .. ooooohh .. oohhhww .. oohhhhww yaahh ..”, pekiknya nikmat ketika begitu singkat ia kembali orgasme entah untuk kesekian kalinya.
“Wooww .. Rismaaa .. kamu luar biasa sekali sayang .. mmmpphhhh.. oogghhhhh .. memekmu mudah sekali terangsang sayang..”, ujarku gemas melihatnya kembali mereguk anggur kenikmatan.

Kurasakan cairan kewanitaannya yang menyembur hebat berusaha mendorong batang kelelakianku keluar.

” Ooohhhhh .. Ji..Jibran .. su ..sudah ..sudah sayang .. aku sudah lemas sekali ..”, rintihnya semakin lemah.

Kupandangi wajah cantiknya yang basah oleh berkeringat. Terlihat rona-rona kenikmatan yang amat sangat terbayang di wajahnya. Bibir merahnya yang mungil sedikit megap-megap mengatur napas. Aku tersenyum bahagia melihatnya. Kukecup lembut bibirnya yang hangat dan mengajaknya bercumbu untuk sesaat.

“Jibran .. kenapa kamu belum juga keluar sayang .. aaahhhhhh ..berapa lama lagi aku harus menunggumu sayang .. a ..aku sudah lemas sekali Jibran ..”, bisiknya masih kelelahan.
“Fuuhhhhh .. nanti saja sayang .. kita istirahat dulu ..”, ujarku penuh kasih sayang.

Aku jadi tak tega melihatnya kelelahan.

“Jibran .. jangan begitu sayang .. ayo lakukanlah .. aku juga ingin melihatmu puas ..ayo dong sayang .. jangan bersikap begitu ..”, bisiknya mesra.
“Tp kau masih lelah Risma .. kau bisa keluar lagi nanti ..”, ujarku khawatir.
“Hehh .. ayo lakukanlah Jibran .. aku tak peduli sayang .. atau ..atau aku akan meng-onani k0ntolmu ..”, ujarnya nakal. “Wooww ..kamu nakal sekali Risma .. tadi kau minta berhenti .. mmpphhh ternyata kau masih kurang puas juga sayang .. mmpphh cupp ..okee .. kau ingin melihatku puas juga sayang ..”, bisikku penuh gairah.

Mbak Risma tersenyum gemas lalu mencubit pinggulku mesra.

“He-eh .. Jibran .. kau tahu aku sangat menyukainya sayang .. semburan hangatmu yang mmpphhh ..”, bisiknya lembut penuh gairah.

Selama kurang lebih 3 menit aku kembali menggoyang pinggul turun naik menyetubuhinya. Dinding memeknya yang hangat dan lembut seakan meremat-remat hebat pertanda Mbak Risma akan segera orgasme kembali.

“Jibran ..aaahhhh ..Jibran ..duh gusti .. aku mau keluar lagi .. oogghhhhh .. oohhhhhh ja ..jangan terlalu cepat sayang .. a..a ..aku.. oowwhhh ..owwhhh ..uuwwhhhh ..”, pekiknya kuat menahan rasa nikmat.
” Keluarkanlah Risma .. yaahh .. aku ingin merasakan semburanmu ..mmmpphhhhhh..”
“Ji..Jibran .. sekaraang ..sekarang .. aakkhh .. oowwhgk “, teriaknya tertahan.

Secepat kilat kucabut batang kemaluanku dari jepitan dinding memeknya yang rapat lalu kugeser tubuhku kebawah sehingga mukaku kini persis berada diatas selangkangannya. Jemari tangan kananku secepat kilat meraih dan memlintir daging clitorisnya. Dan .. Surrrrrr.. Kembali Mbak Risma memuntahkan keluar cairan orgasmenya yang bening. Begitu kuat semprotannya hingga sebagian besar sampai mengenai dan menyiram mukaku. dengan cepat muluntuku menangkap cairan kenikmatannya dan langsung kutelan nikmat. Terasa hangat dan encer. Mmm .. tiada yang lebih nikmat dan indah kecuali merasakan seutuhnya air surgawinya. Kerongkonganku yang tadinya agak kering kini sedikit terasa lebih segar dan basah. Kukecup dan kukulum gemas pentil daging clitorisnya yang kemerahan. Sementara ujung lidahku menggapai masuk kedalam lubang kemaluannya sembari menyedot sisa-sisa cairan orgasmenya yang masih merembes keluar.

Kali ini Mbak Risma benar-benar lemas tak berdaya. Napasnya semakin megap-megap karena nikmat luar biasa yang dirasakannya. Selangkangannya benar-benar basah kuyub oleh cairan orgasme yang berulangkali ia semburkan. “Mmm .. aku menyukai rasanya sayang .. aah .. kau menikmatinya Rismaku sayang ..”, ujarku puas melihatnya tak berdaya.

“Ji..Jibran .. a..a..aku su..sudah tak kuat lagi sayang .. oohh ..a..aku seperti terkuras Jibran ..”, rintihnya lemas.
” Aku tahu sayang .. sekarang tidurlah .. kau kelihatan capek sekali ..”, ujarku mesra.
“Ka ..kamu bagaimana sa..sayang ..”, bisiknya setengah bingung melihatku masih belum terpuaskan.
” sudahlah Risma .. tidak apa-apa ..tidurlah ..”, kataku pelan.

Kupeluk mesra tubuh bugilnya yang basah berkeringat dan menina bobokkannya. Kubelai dan kuremas lembut kedua buah payudaranya secara bergantian.

” Oohh ..Jibran ..aku akan memuasimu setelah ini sayang .. mmpphhhh..hh ..hh..”, rintihnya perlahan sambil mengatur napas.
” sudahlah Risma .. tidurlah dulu .. nanti setelah segar kau boleh memuasi aku ..Okee ..!”, bisikku penuh kasih sayang.

Risma mencium bibirku sampai lama sekali sebelum akhirnya kemudian ia jatuh terlelap saking lelahnya. Wajahnya yang cantik terlihat sedikit pucat, namun tampak rona kepuasan yang tak terhingga terbayang disitu. Mulutnya yang indah merekah terlihat tersenyum. Senyum kepuasan.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Related posts