Ngentot Bersama Pacar Saat Camping

Duniasex99 – Cerita sex kenangan terindahku ini tak akan mungkin aku lupakan. Aku ngentot sama pacarku waktu camping, sungguh sensasi sex yang sangat aku rasakan berbeda, sehingga sampai kapanpun aku tak kan pernah melupaknnya sampai aku menulis cerita ini. Langsung saja mari kita baca ceritaku ini.
“Bagus…….!!” Targetqq

Aku medengar ada seseorang yang memanggilku. Aku berputar-putar mencari siapa yang memanggilku. Lalu mataku tertuju pada suatu sosok wanita. Dia memakai baju merah ketat, celana pendek dan memakai sandal high hils. Aku sejenak berpikir siapa wanita itu. Dan tak salah laginitu benar Anggi. Aku agak lupa karena kita sudah lama banget gak ketemu. Kita terakhir bertemu saat SMP dan betemu lagi saat kuliah. Anggi sekarang agak berubah, badannya sekarang lebih langsing, rambut panjang tapi tingginya Tak terlalu tinggi hanya sekitar 159cm. aku lalu menuju ketempat Anggi berdiri dan aku memeluknya. Hingga terasa buah dadaya nempel didadaku. Terasa lumayan besar. Dan Lalu kita cipika cipiki.

Anggi adalah sosok wanita yang aku lihat dan aku langsung menyukainya. Aku bertemu Anggi saat ospek. Usia kita terpaut tiga tahun, itu karena Anggi kecepetan masuk sekolahnya. Dia juga bias dibilang cewek yang pintar. Meskipun kita berbeda jurusan tapi kita sering bertemu dalam organisasi kampus. Dia rajin ikut organisasi, Rapat bersama dan melakukan kegiatan bersama membuat aku semakin mengenalnya tapi dia agak sulit untuk ditaklukan. Dia selalu sibuk dengan organisasi kampus, latihan basket, komunitas seni lukisnya dan juga dengan kuliahnya karena dia paling pantang kalau nilai-nilainya jelek. Hal ini sangat membuatku putus asa untuk mendekatinya karena kesibukannya, sampai akhirnya aku sempat melupakannya dan sibuk dengan duniaku sendiri dan pacar baruku. Entah mengapa ketika aku memulai KKN cinta lamaku padanya bersemi kembali, tapi aku memberanikan diri untuk lebih nekat mendekatinya dan menyatakan cinta ketika aku telah di wisuda. Saat itu rasanya benar-benar bahagia aku hanya ingin dia lah yang menjadi pendamping hidupku selamanya.

Cerita Seks Ngentot Pacar Saat Camping – Sesudah kepulanganku dia berencana mengajakku pergi camping, katanya dia ingin merasakan berkemah. Masalah tempat dia yang menentukannya tapi untuk perlengkapan camping aku yang mengaturnya karena dia sama sekali belum pernah camping, sedangkan aku sudah berkali-kali camping dengan temanku terutama jika naik gunung. Paginya dia datang menjemputku, barang-barangnya sudah dia siapkan di bagasi mobilnya, benar-benar terlalu banyak pakaian, memangnya dia mau menginap berapa lama untuk camping sih??. Dia hanya menyisakan sedikit tempat untuk barang-barangku.

Begitu sampai di lokasi hari telah mulai senja karena kami sempat kesasar pada awalnya, langsung saja aku mendirikan tendaku, tapi dia Tak mendirikan apa-apa karena tendanya ketinggalan. Aku sebenarnya heran melihatnya, tenda yang begitu penting malah tertinggal sedangkan bagasinya penuh dengan bantal, bad cover, makanan dan pakaian. Mungkin ini resiko camping dengan orang yang belum pernah camping sebelumnya. Akhirnya, kami memutuskan untuk berbagi ruang di tendaku, karena hari mulai gelap dan kami lelah sekali Sesudah kesasar lumayan lama, kami memutuskan malam itu untuk segera makan bekal yang telah dibawa dan tidur saja.

“Danang, kapan kamu mau menikah?” tanyaku memecah kesunyian malam di tendaku yang lumayan sempit karena penuh dengan bantal dan bad cover miliknya.
“Mungkin 2 sampai 3 tahun lagi”
“Lama sekali Danang”
“Nggak, aku masih muda kali, hehehe. Memangnya kamu sudah tua”
“Huuuuuuu….. sok muda, ingat ya umur kita tu sama-sama udah kepala dua tahu!!”
“Hahaha. Masih banyak yang mau aku kerjakan sebelum menikah dan semuanya udah aku rencanakan, kalu dihitung ya jatuhnya 2 sampai 3 tahun lagi”
“Nggak bisa kurang?”
“Nggak programku udah kaya gitu. Kenapa? kebelet kawin ya?? sana cepet-cepet cari cewek yang mau nikah sama kamu!!”
“Hm…….. emang susah kalau ngomong sama orang utan!!”
“Hahaha. Udah ah.. mau bobo nie….. Good night!”“Night”

Tak lama Sesudah itu, dia pun tertidur pulas. Aku memandanginya dengan tatapan lembut dari mataku yang kata orang tajam bagai elang, lalu tanpa sadar aku semakin mendekatkan wajahku ke wajahnya, wajahnya begitu cantik dan putih mulus, bibirnya mungil kemerahan. Aku pun menggesek-gesekan hidung mancungku ke hidungnya dengan lembut dan berlahan, entah mengapa jantungku berdebar dengan cepat, tubuhku mulai tegang dan dadaku mulai sulit untuk bernafas apalagi ketika aku merasakan hawa hangat yang keluar dari mulutnya yang sedikit terbuka mungkin karena dia agak kesulitan bernafas dengan hidungnya yang kugesek-gesekan dengan hidungku.

Aku Tak tahu apa yang mendorongku untuk melakukan ini tapi aku tanpa sadar mulai mendekatkan bibir tipisku kebibirnya, bibir bagian atasnya aku kecup dengan lembut, aku kulum sehingga masuk jauh ke dalam mulutku, untuk beberapa detik aku Tak melepasnya. Lalu aku melepaskan bibirku dari bibirnya, bibir kami masih bersentuhan tipis, bibir atasnya basah dan nafasku memburu.

Cerita Seks Ngentot Pacar Saat Camping – Kuperhatikan wajahnya, takut jika dia sadar tapi Tak ada reaksi yang lebih jauh darinya hanya erangan karena kesulitan bernafas mungkin karena aku mendekap tubuhnya dan menaruh wajahku terlalu dekat dengan wajahnya. Nafasku masih memburu, jantungku semakin berdebar kencang, upayaku untuk menenagkan diri Tak ada hasilnya malah bibirnya yang sewaktu-waktu terbuka dan bergesekan tipis dengan bibirku karena mencari-cari udara membuat darahku kembali berdesir, apakah ini yang disebut dengan nafsu birahi. Aku Tak tahu mengapa gerakan mencari-cari udaranya itu malah membuatku kembali melumat bibirnya, kali ini benar-benar Tak lagi selembut yang tadi, benar-benar aku melumat bibirnya penuh dengan nafsu.

Aku mencintainya, aku Tak mau memperlakukan dia seperti ini, tapi aku juga Tak mau melepaskan bibirnya dari bibirku, hatiku terasa sakit jika harus melepasnya. Rasa rinduku selama bertahun-tahun Tak bertemu dengannya, rasa cintaku Tak ingin kehilangan dirinya benar-benar aku tumpahkan saat itu juga.

Lama aku mengulum bibirnya, kulepaskan sedetik lalu kukulum lagi, mataku terpejam saat melakukannya, menikmati rasa bibirnya yang menyatu dengan bibirku dan kini telah basah sepenuhnya. Tidur lelapnya mulai terusik karena perlakuanku, tangannya mulai meraba-raba punggung dan lengan tanganku, kepalanya bergerak kekanan-ke kiri dengan perlahan, kurasakan nafasnya memburu dan mulutnya semakin terbuka lebar sehingga aku pun bisa memasukan lidahku ke dalam mulutnnya, rasanya begitu aneh ketika lidahku menyentuh lidahnya tapi aku merasakan kepuasan tersendiri ketika aku benar-benar bisa melumat habis mulutnya.

Ciumanku semakin menjadi, dan tanganku pun mulai kumasukan ke dalam kaos bagian belakangnya sehingga kulit pinggangnya yang hangat dan lembut bisa kurasakan sampai akhirnya aku tersentak kaget ketika tangan kanannya memegang erat tangan kiriku yang mulai meraba punggungnya. Aku membuka mataku dan spontan melepaskan bibirku dari bibirnya sehingga bibir kami berjarak 10 cm, aku melihat wajahnya. Matanya telah terbuka, mulutnya ternganga, nafasnya terenggah-enggah. Dia benar-benar kaget menatap wajahku, bibirnya bergetar tapi Tak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya. Seharusnya aku merasa bersalah tapi Tak, aku Tak merasakan perasaan bersalah sedikitpun kepadanya.

Selama menjadi kekasihku dia memang belum pernah kucium bibirnya secara langsung, aku hanya mencium kening, pipi dan tangannya itu pun hanya pada saat-saat tertentu saja. Dia Tak selalu memberikan kesempatan itu kepadaku. Pernah suatu ketika, saat kami sedang di toko souvenir, dia mengambil sebuah selendang, memakainya menjadi kerudung serta sisa kain selendangnya dia lilitkan di bagian bawah wajahnya, menjadikannya cadar dan menunjukannya padaku sambil menggoyang-goyangkan kepala layaknya penari India.

Aku hanya bisa tertawa geli melihatnya karena gemas, aku memegang wajahnya yang ditutupi selendang dan aku mencium bibirnya yang bersembunyi dibalik cadar selendang tipis itu dengan cepat. Aku hanya menganggapnya suatu hal yang biasa, memang aku tetap bisa merasakan bibirnya bersentuhan dengan bibirku tapi kenyataannya aku mencium sebuah selendang, hanya selendang, tapi apa yang terjadi, dia malah menamparku, lalu menatapku dengan tajam seperti tatapan seorang yang ingin membunuh untungnya saat itu Tak ada orang disekitar kami kalau ada mungkin aku akan sangat malu sekali atau mungkin saja dia Tak jadi menamparku karena aku tahu Anggi Tak akan mempermalukan orang di depan umum. Sesudah kejadian itu, dia masih bisa memberikan senyum kepada penjaga toko tapi Tak kepadaku. Lama kami Tak bicara, Sesudah aku memberanikan diri meminta maaf, dia baru bisa kembali seperti semula. Sejak saat itu aku Tak pernah lagi mengungkit-ungkit hal itu dan aku Tak pernah berani lagi untuk melakukannya.

Cerita Seks Ngentot Pacar Saat Camping – Apa yang kulakukan sekarang benar-benar membutakan aku akan ingatan hal itu. Aku Tak tahu harus berbuat apa ketika dia tersadar, aku juga Tak bisa berkata maaf karena entah mengapa aku benar-benar merasa Tak bersalah, tapi aku takut kepadanya sehingga aku hanya bisa memalingkan wajahku dengan menyandarkan kapalaku ke dadanya yang Tak seberapa besar dan Tak pula kecil itu. Aku semakin menguatkan pelukanku kepadanya benar-benar seperti orang yang kedinginan dan mencari sebuah kehangatan. Aku bisa merasakan kehangatan tubuhnya dan debar jantungnya yang berdetak begitu cepat.

Sesudah kira-kira 10 menitan, kurasakan jantungnya mulai berdetak semakin teratur, ketakutanku pun semakin berkurang, kucari-cari telapak tangannya dan Lalu kudekatkan ke bibirku dan kucium dengan lembut, tangannya begitu dingin sekarang, Lalu aku melingkarkan tangannya ke leherku. Aku berusaha mengangkat kepalaku dan memutarnya kearah kiri sehingga aku dapat melihat wajahnya dengan jelas. Dia Tak bergerak sedikitpun, wajahnya sedang menghadap ke kanan, bibirnya sedikit terbuka karena sedang mengigit-gigit jari tangan kanannya, tatapan matanya kosong. Dia Tak menangis, marah atau merasa bahagia, dia seperti kosong dan sedang menenagkan diri.

Aku mendekatkan wajahku ketelinga kirinya, dan berbisik lembut kepadanya “Danang…”. Aku memberanikan diri mencium rambutnya, lalu dengan berlahan turun mencium lehernya. Tak ada reaksi. Aku pun mencium keningnya pelan-pelan, dan mencium setiap jengkal pipinya, Lalu aku menarik tangan kanannya yang ditempelkannya kebibirnya pelan-pelan, mendekatkan bibirnya ke wajahku, lalu menciumnya dengan lembut, tetap Tak ada reaksi, hanya terdengar nafasnya yang kembali memburu. “It’s OK! Everything it’s OK,” aku membisikinya lembut sambil tetap terus mencium bibirnya pelan-pelan. Aku melingkarkan kedua tangannya di leherku dan Lalu tangan kananku kusisipkan ke punggungnya dan kulingkarkan dibahunya sedangkan tangan kiriku kulingkarkan dipinggangnya. Aku menciumnya pelan tapi semakin lama semakin dalam, kurasakan bibirnya masuk kedalam mulutku, dan kumasukan lagi lidahku ke mulutnya.

Kulihat matanya mulai terpejam perlahan dan bibirnya mulai membalas ciumanku perlahan sangat perlahan lalu aku pun memejamkan mataku berusaha merasakan setiap jengkal kenikmatannya. Ketika dia membalas ciumanku beban berat yang kurasakan menyesakkan dadaku seakan-akan lenyap begitu saja, dan tanganku pun mulai bermain-main masuk kedalam kaosnya untuk meraba-raba punggungnya dengan liar, saat itu kurasakan tangannya mulai meremas-remas punggung dan rambutku. Aku dan dia mulai terangsang. Kurasakan dia menaik turunkan kakinya dengan gelisah dan semakin membuka lebar selangkanan kakinya perlahan hal itu secara Tak langsung membuat Tongkolku menjadi bergesekan dengan alat kelaminnya yang tersembunyi di dalam celana dalam miliknya sehingga membuat Tongkolku semakin berdenyut-denyut.

Tanganku mulai berani meraba-raba punggungnya mencari-cari tali BHnya dan dengan cepat melepaskan kaitnya sehingga kurasakan dadanya yang kencang dan menempel dengan dadaku mengendur sedikit. Tangan kiriku meremas pundaknya dari belakang dan tangan kananku mulai berani berbalik mengarah ke perutnya dan semakin menuju ke atas memasukannya ke dalam BH yang telah terlepas dari pengaitnya, kurasakan gumpalan daging yang terasa mulus dan kenyal, Lalu jariku menyentuh pada bagian yang mengeras.

Dia tersentak kaget saat aku mulai memilin putingnya. Aku melepaskan ciumanku dan mulai berkonsentrasi pada Buah dadanya, aku menegapkan diriku sehingga berubah posisi jadi mendudukinya Lalu menaruh tangan kiriku meraba kaos putihnya dan mengarah ke Buah dadanya yang kanan lalu kuremas-remas Buah dadanya dengan ganas sedangkan tangan kiriku masih memainkan puting Buah dada kirinya yang masih tersembunyi dibalik kaos putihnya. Puting di Buah dada kanannya yang mulai mengeras terlihat menonjol keluar dari balik kaos putihnya, benar-benar pemandangan yang merangsang birahiku, aku pun lansung mengulum puting Buah dadanya yang menonjol keluar dari balik kaosnya itu. Tangannya berusaha menarik kepalaku untuk Tak melakukannya, tapi aku semakin menghisap putingnya dalam-dalam dan memainkanya dengan lidah dan gigitan-gigitan kecil.

“Aaaaarg… haaaah…”, Anggi mengerang nikmat. Saat ini kaos putih di bagian dadanya yang kanan telah basah olehku, dapat terlihat samar-samar warna putingnya yang kecoklatan menempel di kaosnya yang basah. Aku Tak bisa lagi menahan diriku untuk mengusap putingnya yang menempel di bajunya itu, putingnya aku usap-usap dan aku puntir secara perlahan sedangkan tanganku yang kanan masih meremas-remas puting Buah dada kirinya. Kedua tangannya memegang lengan tanganku yang sibuk menjamah Buah dadanya, berusaha menarik tanganku lepas, tapi itu usaha yang sia-sia. Kenikmatan yang dirasakan olehnya semakin menghilangkan tenaganya untuk melepaskan cengraman tanganku di kedua Buah dadanya itu. Kurasakan dadanya yang kenyal dan putingnya yang telah mengeras di kedua telapak tanganku, dadanya lebih besar sedikit yang sebelah kiri. Aku jadi teringat kata guru Biologiku dulu waktu SMA, kalau Buah dada perempuan Tak ada yang sama ukurannya pasti ada yang lebih besar, saat ini aku baru benar-benar merasakannya sendiri.

Kulihat lagi wajah Anggi yang mulai mengerang kenikmatan, tangannya mulai meremas-remas bantal dan bad cover yang ada disekitanya, nafasnya memburu dengan cepat, melihatnya nafsuku semakin memburu. Aku angkat kaosnya berlahan sehingga terlihat perutnya di balik remang-remang cahaya lampu sentir. Aku jilati pusarnya, dia mengerang nikmat, lalu aku ciumi perutnya naik terus sampai ke Buah dadanya yang kanan sedang tangan kananku masih meremas-remas puting Buah dadanya yang kiri. Kaosnya pun akhirnya tersingkap ke atas, aku bisa melihat jelas bentuk Buah dadanya yang Tak kecil dan Tak besar itu tapi cukup setangkap telapak tanganku sehingga aku bisa meremas-remas Buah dadanya yang kenyal itu dengan pas di tangan.

Kulihat Buah dadanya berwarna putih mulus dengan putingnya yang berwarna kecoklatan menonjol keluar dengan indahnya, aku pun langsung melahap Buah dadanya dengan mulutku, aku mainkan putingnya dengan lidahku dan dia semakin gelisah kenikmatan sambil menjambak rambutku. Kali ini kuberanikan tanganku melepas tali celana bahannya yang mengikat kencang dipinggangnya sehingga aku bisa dengan leluasa memasukan tanganku untuk memegang Memeknya yang masih terbungkus CD, kurasakan tubuhnya mengejang saat kupegang Memeknya dengan lembut. Aku Lalu menarik celana bahan dan CDnya turun agar terlepas, pelan-pelan kulihat bulu Memeknya yang lembut dan rapi, sepertinya dia merawatnya dengan baik. Tapi belum lepas semua celananya karena aku baru menurunkannya sampai paha, Anggi memegang tanganku dengan erat, wajahnya terlihat kaget dengan perlahan dia menggelengkan kepalanya, mulutnya terbuka tapi Tak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya.

Aku tahu dia Tak ingin aku melakukannya tapi aku Tak menghiraukannya, nafsuku telah memburuku yang kurasakan saat ini Tongkolku semakin berdenyut-denyut lebih kencang dari biasanya. Aku Lalu menindih tubuhnya, dia pun tersentak kaget, tapi tanganku masih memegang Memeknya yang kini telah basah. Aku gosok-gosokkan telapak tanganku ke Memeknya lalu aku meraba-raba mencari klistorisnya.

Aku memang Tak pintar soal berhubungan seks karena ini yang pertama bagiku aku juga sebenarnaya Tak suka menonton blue film, karena entah mengapa film itu bisa membuatku muntah saat melihatnya. Aku hanya menambah ilmu pengetahuanku seputar seks lewat buku dan melihat adegan seminya melalui film-film Hollywood yang memang sebenarnya Tak di sensor jika belum masuk ke Indonesia. Hal itu membuat aku sedikit tahu bagain-bagian tubuh mana yang mudah terangsang saat melakukan hubungan seks.

“Aaaaargh… Aaaargh….”, dia mulai mengerang lirih saat aku memainkan klistorisnya. Aku Lalu melumat kembali bibirnya, lalu aku tekuk kedua kakinya untuk menjilat klistorisnya. Aku mencium aroma Memeknya yang telah basah, sangat aneh bagiku, tapi Memeknya Taklah berbau amis seperti dugaanku mungkin karena dia rajin merawatnya, aku mulai menempelkan lidahku ke klistorisnya dan memainkannya, kurasakan pahanya mendekap kepalaku dengan erat, tubuhnya mulai mengejang lagi. “Apakah dia akan orgasme?” aku bertanya-tanya dalam hati. Kutunggu-tunggu Tak ada cairan hangat yang keluar hanya terdengar suara erangannya yang begitu lemah, kulanjutkan niatku untuk menjilat lubang vaginanya yang masih sempit itu, sambil berusaha memasukan lidahku ke dalam lubang vaginanya, dia kembali mengerang kali ini semakin keras.

“Aaaaah… Aaaaah… Aaaaaah… haaah” mendengarnya Tongkolku semakin mengeras, semakin menegang. Ku buka celana jeans dan celana dalamku dengan cepat dan kuturunkan sampai lutut, sehingga Tongkolku kini dapat dilihat olehnya. Dia kaget melihatnya, tapi aku yakin dia bukan kaget melihat ukuran Tongkolku yang agak sedikit besar tapi dia kaget mengenai apa yang akan kulakukan kepadanya. Dia berusaha menahan badanku yang kini telah menindihnya tapi aku tetap Tak menghiraukannya apalagi dia kini sedikit agak lemas karena kenikmatan yang tadi kuberikan kepadanya. Sebenarnya aku ingin dia mengulum Tongkolku tapi itu jelas-jelas Tak mungkin, saat ini dia Tak melakukannya dengan senang hati walaupun kebutuhan biologis telah menyerangnya.

Aku kembali menciumi lehernya dan meremas-remas Buah dadanya, “Jangan”, katanya lirih. “I love you.. I love you… I love you…”, kataku membalasnya. Kata-kata itu aku ulang semakin cepat, semakin cepat. Nafasku semakin memburu dan aku melepaskan celananya yang tadi hanya dapat kuturunkan sampai paha sehingga membuatnya Tak mengenakan apa-apa lagi saat ini hanya kaos putih yang masih menutupi tubuhnya. Aku lalu membuka jaket dan kaos oblongku dengan cepat sehingga tubuh bagian atasku yang berotot itu dapat terlihat jelas olehnya, Lalu aku kembali menindih tubuhnya dan mencium bibirnya. Kali ini bisa kurasakan Tongkolku menempel dengan Memeknya, aku pun mulai menggesek-gesekannya perlahan-lahan, lalu semakin cepat, semakin cepat. Saat ini aku hanya bisa mendengar nafas kami yang memburu dan merasakan Tongkolku yang mulai menegang.

“Haaaaah… Haaaaaah…”, “Aaaaaah… Aaaaaaah…”. Aku menciumi bibirnya, lalu menganggat kaki kirinya ke bahuku, dia tersentak kaget tapi aku benar-benar sudah Tak tahan lagi. Kali ini Tongkolku sudah benar-benar menegang. Aku melumat bibirnya semakin dalam agar dia Tak menjerit saat aku memasukan Tongkolku ke dalam vaginanya, tangannya mulai meremas-remas, memukul dan mendekap punggungku dengan erat saat aku memulai memasukan Tongkolku tapi aku Tak menhiraukannya tenaganya Tak berarti apa-apa pada tubuhku yang agak atletis itu.

Cerita Seks Ngentot Pacar Saat Camping – Aku masih tetap berusaha terus untuk memasukan Tongkolku ke lubang vaginanya, susah sekali lubang vaginanya terlalu sempit, Tak seperti yang aku bayangkan. Aku semakin mengangkat kaki kirinya lebih tinggi lagi dan membuka kaki kanannya sehingga aku lebih leluasa untuk memasukkannya. “Krek…”, akhirnya Tongkolku berhasil memasuki lubang vaginanya. “Aaaaaargh….” dia berteriak dan terisak seperti mau menangis, aku Tak tahu apakah dia sedang menahan sakit atau mungkin luka dibatinnya karena keperawanannya telah kurenggut. Kurasakan cairan sedikit agak lengket keluar perlahan membasahi Tongkolku dan selangkangannya, aku tahu itu adalah darah keperawanannya.

Aku terdiam sejenak, aku sempat bingung apa yang harus kulakukan, yang kurasakan hanya denyutan-denyutan yang ada di Tongkolku di dalam lubang vaginanya dan rasanya begitu nikmat berjuta-juta kali lebih nikmat dari waktu aku menggesek-gesekan Tongkolku di Memeknya. Dia masih terisak dan merintih menahan sakit ketika aku berusaha untuk mengayunkan Tongkolku di lubang vaginanya.

“Plak… Plak… Plak….”, Ayunan Tongkolku semakin lama semakin cepat di lubang vaginanya yang benar-benar telah basah, aku serasa berada di puncak kenikmatan saat ini. Dia pun sudah Tak lagi terisak hanya meringis kesakitan bercampur kenikmatan, tangannya semakin memegang erat punggungku, lalu dia mulai mengejang, kurasakan cairan hangat keluar meyentuh batang Tongkolku, dia telah orgasme untuk yang pertama kalinya. Tangannya terkulai lemas, aku memelankan ayunan Tongkolku sesaat sambil melumat bibirnya dan menggulum puting Buah dadanya, Sesudah dia kembali mulai terangsang, aku mempercepat kembali ayunan Tongkolku kali ini lebih cepat daripada sebelumnya.

“Aaaaaah…. Aaaaaah…”
“Haaaaaah… Haaaaaah.. Oooh… Oooh…”

Suara kenikmatanku dan dirinya bersahut-sahutan. Aku semakin mempercepat ayunan Tongkolku lagi, kali ini dia pun juga ikut menggoyang-goyangkan pinggulnya naik turun. Ayunan Tongkolku semakin cepat dan kulihat Buah dadanya bergoyang-goyang dibalik kaos putihnya. Aku mernarik kaos putihnya keatas sehingga Buah dadanya yang indah dan sedang bergoyang-goyang itu dapat kulihat seutuhnya. Tubuhnya sudah mulai lagi mengejang, dia mau orgasme untuk yang kedua kalinya, tapi aku ingin orgasme berbarengan dengannya, aku menghentikan ayunan Tongkolku sejenak lalu aku menegapkan posisi tubuhkku yang tadinya menindih tubuhnya, aku pegang kedua pinggulnya sehingga sedikit terangkat lalu kudorong masuk lebih dalam Tongkolku ke lubang vaginanya dengan keras sehingga batang Tongkolku telah masuk sampai kepangkalnya ke dalam vaginanya. “Aaaaaaah…” dia pun tersentak, tapi aku langsung kembali mengayunkannya dengan cepat, semakin lama semakin cepat.

“Oooooh…. Ooooh… Oooooh… Yeaaah..”
“Bagus… Bagus…. Aaaaaah”

Erangan kenikmatan kami semakin terdengar kencang. Tangannya kembali meremas-remas bantal dan bad cover yang ada di sekitarnya. Dia telah berada di puncak kenikmatan yang lebih nikmat dari sebelumnya, aku pun melepaskan tangan kiriku dari pinggulnya untuk memilin-milin klistorisnya. “Aaaaaaaah…. Aaaaaah…. Noo…!!” Dia berteriak semakin keras ketika aku semakin cepat memilin klistolisnya dan mengayunkan Tongkolku. Tubuhnya kembali mengejang, kali ini akupun juga, tubuhku mengejang, dan cairan kenikmatan kami keluar berbarengan.

Aku merasakan cairan spermaku keluar menyembur ke dalam rahimnya, aku telah membasahi rahimnya dengan spermaku. Rasanya nikmat sekali. Kami berdua pun terkulai lemas, badanku kurebahkan ke badannya lalu kulumat bibirnya pelan-pelan, dia Tak membalasnya, dia hanya terdiam dan memejamkan matanya, kulihat pipinya yang putih mulus itu telah basah oleh air mata, bibirnya yang kemerahan masih basah dan sedikit bengkak karena aku menciuminya dengan ganas, suasana saat itu benar-benar hening, hanya terdengar sayup-sayup suara jangrik dan nafas kami yang masih memburu. “Danang, I love you”, aku berbisik ditelinganya, tapi Tak ada reaksi, matanya masih terpejam sambil mengatur nafasnya yang tersenggal-senggal.

Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri.

CATEGORIES
Cerita Sex
TAGS
Cerita Bokep Cerita Hot cerita panas cerita sex kisah seks

Related posts